Diantara terang bulan dan fajar, mungkin aku akan mengunjungimu
Untuk sekedar bertukar sapa atau hanya berdiam saja
Dan bukankah diam adalah bahasa paling manis setelah perpisahan?
Lalu aku akan terpaku melihatmu yang kian memendar cahayanya
Tuanku
Adakah aku masih berjaya pada dadamu itu?
Yang degubnya selalu ku rindu, yang rengkuhnya selalu ku sapa
Tuanku
Dari dadaku yang paling damai,
tidakkah kau merindu masa-masa itu?
Advertisements